Sabtu, 12 September 2009

Pertarungan Bakat: Puisi Yang Bermata dan Tak

sebuah notes dari facebook Pringadi Abdi

geliat perpuisian indonesia di kalangan anak muda tampaknya makin menjadi
setidaknya dari range umur kelahiran 89-93 ada beberapa nama yang memiliki
potensi untuk meraih puncaknya masing-masing

puncak yang bukan sekadar puncak
puncak yang berbeda. puncak yang sedikit

boleh aku sebut beberapa nama yang sering menjadi inspirasiku

1. Dea Anugerah, si bengal kelahirandari bangka 27 Juni 1991
http://sepasangbalingbaling.blogspot.com/

PELAUT TUA

Oleh: Dea Anugrah

kudengar kau begitu bangga
pada kisah-kisah tua
pelayaranmu
yo ho ho
kau pelaut tua

kau suka tuak
suka celana dalam wanita

"aku adalah penakluk,
aku adalah petualang!" katamu
berulang ulang
padahal aku tahu kau cuma pelaut tua biasa
yang tak lagi bisa berlayartapi masih suka bir
tapi masih suka isi celana dalam wanita

yo ho ho
kaulah pelaut tua
yang kalau mati nanti tak punya kubur
makanya tak bisa
dimakan cacing kayak para koruptor

katanya juga pelaut tua
kalau mati
rambutnya tetap keren
sampai roh yang nyasar pulang lagi

yo ho ho
kaulah
pelaut tua yang
tak jadi mati
pelaut tua yang takkan
mati!
karena kau yakin
bahwa kematian cuma ilusi
kayak pesulap separuh botak yang sok ajaib
di televisi
kayak penyair separuh botak yang sok ajaib
sok seni

(dan aku percaya kalau yang bikin sakti
itu rambut afromu yang benar-benar asli).


2. Eko Putra, si luwes dari Sekayu, kelahiran berapo kau, Ko....masih tingkat 1 pokoknya
http://ekoputra-puisi.blogspot.com/

/untuk apa kau membalut kata-katamu dengan berlapis-lapis makna. saat semua orang tak mengerti apa maumu. engkau bersorak kegirangan. tidakkah engkau dilahirkan dari sebuah kesederhanaan sikap yang saling mengerti. engkau akan selalu asing bila tak ingin berbagi. ya berbagi saja apa adanya. engkau dapat bercerita tentang petuah-petuah lama dan dongeng-dongeng tua. tentang malaikat yang mengajarimu bersujud. tentang puisi yang beranak pinak dari tangan jadahmu. kemudian kau lepas ia mengembara dicaci-maki atau...o, penyair lugu adakah malam-malam selanjutnya untuk kau akhiri permenunganmu/

3. Bernard Batubara, si rookie dari Ponti , kelahiran Maret 1989
http://bisikanbusuk.blogspot.com

4. Rozi kembara, 27 Juni 1990
http://penyairamatir.blogspot.com/

SEBUAH PASAR YANG BERDENYUT DI URAT MALAM

nasiblah yang menaburkan bayak suara kedalam sekeranjang malam
kita hanya menghampar kemudian menghampar seperti selembar sajadah
ujungnya terjulur hingga ke bibir kuburan. barangkali juga serumpun rumputan
menerus terinjak tanpa sekalipun berteriak.

(kelenjar langit yang mulai jarang menaburkan hujan
sekedar paham debar lirih doa yang kita sulam di parasnya)

kita hanya saling bertukar suara saling menawarkan nama sambil sesekali menerka
di sebelah manakah sebenarnya letak nyawa. sebab setiap jarum jam bergeser
seperti ada yang bergegas pergi pelanpelan menirukan usia yang semakin pucat.

Tanah Tangerang, Juli 2009


5. Aya, Strawcutestraw
http://kemudian.com/users/strawcutestraw

Konteks Malam

tadi malam, sehabis menyeka setangan blacu
pada aroma kopi keluak yang lama
terhidang-- tak kupegang
asap kebosanan terkepul
tajam
mencapai bohlam

tadi malam, sambil meresapi hidangan makan malam
sepotong gambar otak, tersaji
dalam kotak datar televisi
simbah mata paruh hampa
menatap lara

(Gaza, aku tak cendekiawan sajak
maka di sini
aku tetap
dengan sebilah kapak)

menanti perompak


6. Syaiful Bahri, sang petualang, kelahiran 1991

kaulihatlah sendiri di notesnya
eksprimental....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar