Minggu, 04 Oktober 2009

Perceraian

ini malam kesepuluh aku menunggu di sisi taman, tapi kau tak juga paham gemuruh penuh isyarat, aku kirimkan lewat pesan-pesan panjang berdentuman, ke arah huruf-huruf yang telanjang pucat

kau semestinya mendongeng cerita, kepada anak-anak sebelum mereka terlelap digerayangi mimpi, mungkin kau lupa bagaimana mengingat saat pertama, kita berciuman. kau memintaku melakukannya sekali lagi

ah terlalu sentimentil bukan? kurasa demikian, adegan itu dilakukan diam-diam di taman belakang, ketika matahari menyerak keperakan, kau terpaku gemetaran, aku dingin meriang

apa yang dapat dibagi oleh kenangan, jika perceraian mengajak berlupa, merias wajah dengan cermin tanpa bayangan, dan rumah yang dipenuhi prasangka

(2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar